Selasa, 21 Januari 2014

Prinsip Cetak Dalam

Cetak Dalam (Rotogravure)
Rotogravure berasal dari kata Roto/ratern yang artinya berotasi/berputar, sedangkan gravure berarti mencukil. Teknik cetak dalam (rotogravure) adalah teknik mencetak dengan menggunakan silinder tembaga sebagai acuan cetaknya. Disebut cetak dalam atau rotogravure karena bagian yang mencetak (BM) lebih dalam/rendah dibanding bagian yang tidak mencetak (BTM).
Proses pembuatan silinder gravure dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kimia dengan etsa dan secara mekanis dengan engnaving. Silinder cetak yang mempunyai sel kecil-kecil di gravure, atau di etsa dengan berbagai kedalaman. Sel-sel ini menyimpan tinta cetak yang nantinya dialihkan ke bahan cetak.  .
Mesin cetak rotogravure yang umum biasanya mempunyai 4 – 8 silinder cetak sehingga mampu mencetak lebih dari 4 warna dalam satu kali lintasan. Tinta yang digunakan adalah tinta cair solvent base sehingga mudah kering dan umumnya bersifat transparan serta memiliki opacity yang rendah.
Rotogravure banyak digunakan untuk kemasan rokok, kotak karton lipat, plastik tipis, alimunium foil dan terutama pada kemasan flexibel.

Prinsip kerja rotogravure

Pada prinsipnya, proses cetak rotogravure merupakan pertemuan antara silinder acuan dengan media cetak (plastik, kertas) secara langsung, dengan adanya silinder tekan maka terjadilah perpindahan gambar dari acuan cetak (image area) ke media cetak. Silinder gravure tercelup pada bak tinta dan berputar, sehingga lapisan tinta yang menutupi permukaan silinder acuan cetak disapu (digaruk) oleh doctor blade (rakel), sehingga tinta yang tertinggal/tersisa hanya pada area gambar saja.

Keuntungan Rotogravure
           ·         Dapat mencetak dengan oplah yang sangat besar.
           ·         Kualitas cetak halftone bagus (pekat dan tebal).
           ·         Cetak warna blok lebih konsisten (stabil).
           ·         Mampu mencetak dengan kecepatan tinggi.

Kerugian Rotogravure
           ·         Harga pelat cetak/silinder, mahal, sehingga teknik cetak ini hanya cocok untuk skala besar.
           ·         Biaya pembuatan proofingnya mahal, karena biasanya dilakukan langsung di mesin cetak
               dengan silinder yang harus di buat terlebih dahulu.
           ·         Persiapan (pra-cetak) produksinya memakan waktu yang lama.
           ·         Hasil cetakan pada pinggir/tepi huruf berbentuk gerigi.
           ·         Warnanya lebih gelap dan mutunya kurang baik apabila mencetak gambar model raster.



        sumber : modul (Politeknik Negeri Jakarta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar