Cetak Dalam (Rotogravure)
Rotogravure berasal dari kata Roto/ratern yang artinya berotasi/berputar,
sedangkan gravure berarti mencukil. Teknik cetak dalam (rotogravure) adalah
teknik mencetak dengan menggunakan silinder tembaga sebagai acuan cetaknya.
Disebut cetak dalam atau rotogravure karena bagian yang mencetak (BM) lebih
dalam/rendah dibanding bagian yang tidak mencetak (BTM).
Proses pembuatan silinder gravure dilakukan dengan 2 cara yaitu secara
kimia dengan etsa dan secara mekanis dengan engnaving. Silinder cetak yang
mempunyai sel kecil-kecil di gravure, atau di etsa dengan berbagai kedalaman.
Sel-sel ini menyimpan tinta cetak yang nantinya dialihkan ke bahan cetak. .
Mesin cetak rotogravure yang
umum biasanya mempunyai 4 – 8 silinder cetak sehingga mampu mencetak lebih dari
4 warna dalam satu kali lintasan. Tinta yang digunakan adalah tinta cair solvent base sehingga mudah
kering dan umumnya bersifat transparan serta memiliki opacity yang rendah.
Rotogravure
banyak digunakan untuk kemasan rokok, kotak karton lipat, plastik tipis,
alimunium foil dan terutama pada kemasan flexibel.
Prinsip kerja rotogravure
Pada prinsipnya, proses cetak rotogravure
merupakan pertemuan antara silinder acuan dengan media cetak (plastik, kertas)
secara langsung, dengan adanya silinder tekan maka terjadilah perpindahan
gambar dari acuan cetak (image area) ke media cetak. Silinder gravure tercelup
pada bak tinta dan berputar, sehingga lapisan tinta yang menutupi permukaan
silinder acuan cetak disapu (digaruk) oleh doctor blade (rakel), sehingga tinta yang tertinggal/tersisa hanya pada area gambar saja.
Keuntungan Rotogravure
·
Dapat
mencetak dengan oplah yang sangat besar.
·
Kualitas
cetak halftone bagus (pekat dan tebal).
·
Cetak
warna blok lebih konsisten (stabil).
·
Mampu mencetak dengan kecepatan tinggi.
Kerugian Rotogravure
·
Harga
pelat cetak/silinder, mahal, sehingga teknik cetak ini hanya
cocok untuk skala besar.
·
Biaya
pembuatan proofingnya mahal,
karena biasanya dilakukan langsung di mesin cetak
dengan silinder yang harus di
buat terlebih dahulu.
·
Persiapan (pra-cetak) produksinya memakan waktu
yang lama.
·
Hasil cetakan pada pinggir/tepi huruf berbentuk
gerigi.
·
Warnanya lebih gelap dan mutunya kurang baik apabila
mencetak gambar model raster.
sumber : modul (Politeknik Negeri Jakarta)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar