Selasa, 18 Maret 2014

Pelat Cetak Ofset

Pelat cetak adalah keping logam tipis atau bahan lain yang digunakan  sebagai pembawa gambar yang akan dicetak.
Silinder pelat adalah silinder yang pada cetak offset dipasangi pelat cetak yang tintanya dialihkan kepada silinder blanket.
Fungsi pelat cetak adalah menerima tinta dari rol form tinta dengan tebal lapisan tinta tertentu dan memindahkannya ke permukaan blanket

Dilihat dari cara kerjanya terdapat dua macam pelat yaitu:

1.     Pelat kerja negatif
a.         Pembuatannya menggunakan film negatif
b.   Bagian gambar atau lapisan putih bening pada film negatif akan meneruskan sinar sampai kelapisan peka cahaya pada permukaan pelat dan dikeraskan.
c.    Lapisan peka cahaya yang dikeraskan tertinggal waktu pengembangan dan menjadi bagian gambar yang menarik tinta
d.      Bagian non gambar atau lapisan hitam pekat pada film negatif, menahan sinar sehingga lapisan peka dibawahnya tidak dikeraskan dan larut pada waktu pengembangan, menjadi bagian non gambar yang menarik air

2.            Pelat kerja positif
a.         Pembuatannya menggunakan film positif
b.       Bagian gambar atau lapisan hitam pekat pada film positif menahan sinar, sehingga lapisan peka cahaya dibawahnya tetap tinggal waktu pengembangan dan menjadi bagian gambar yang menarik tinta
c.        Bagian non gambar atau lapisan putih bening pada film positif meneruskan sinar sampai lapisan peka cahaya pada permukaan pelat, lapisan peka cahaya yang terkena sinar akan larut  pada waktu pengembangan dan menjadi bagian non gambar yang menarik air

Keuntungan dari pelat negatif dan pelat positif

1.            Pelat kerja negatif
a.        Untuk pekerjaan hitam putih atau BW
b.       Kurang sesuai untuk pekerjaan warna
c.        Montase beberapa warna sangat sulit

2.            Pelat kerja positif
a.          Untuk pekerjaan hitam putih dan berwarna
b.         Pinggiran film dan debu tetap tinggal dipermukaan pelat

Akibat bila penyinaran over atau under exposure

1.            Pada pelat positif
a.          Bila penyinaran kurang maka lapisan peka cahaya tidak terurai dan masih tersisa di bagian non gambar.
b.         Bila penyinaran terlalu banyak maka gambar menjadi runcing

2.            Pada pelat negatif
a.           Bila penyinaran kurang maka gambar tidak cukup dikeraskan, kekuatan oplah akan berkurang.

b.            Bila penyinaran terlalu banyak maka gambar menjadi lebih besar

Prinsip Cetak Ofset

Prinsip cetak ofset yang dimaksud adalah cetak ofset basah, yang mengembangkan prinsip cetak datar (direct printing), yaitu adanya tolak-menolak antara air dan tinta. Pengalihan tintanya bersifat tidak langsung, yaitu lapisan tinta pada acuan/pelat akan dialihkan kebahan cetak dengan melalui media perantara yaitu silinder blanket (silinder kain karet) kejadian pengalihan tinta yang tidak langsung ini yang menjadi dasar disebut offset. Istilah ofset (dari kata set off = beralih).
Peralatan cetak ofset dalam proses cetaknya menggunakan 3 jenis silinder cetak, yaitu silinder Pelat, silinder Kain Karet dan silinder Tekan. Lapisan tinta yang melekat pada permukaan pelat yang bergambar, pindah ke permukaan kain karet, baru ke permukaan kertas, dalam proses pencetakan akan terlihat gambar terbaca/positif pada pelat, sedangkan pada kain karet gambar menjadi tidak terbaca, kemudian pada kertas menjadi terbaca,  dibuat sedemikian rupa, sehingga pada saat dilewati rol air bidang tersebut akan bersifat menolak air yang mengakibatkan gambar tetap kering dan memungkinkan dapat menarik tinta, sifat ini disebut ”Oleophylic”. Sebaliknya bagian pelat yang tidak bergambar, pada saat dilewati rol air, bidang tersebut akan bersifat menarik air yang mengakibatkan bidang tersebut selalu lembab dan memungkinkan tinta cetak selalu ditolak, sifat ini disebut ”Hidrophylic”.

Perbedaan pokok dengan cetak datar adalah penggunaan pelat logam sebagai pengganti batu dan pemakain tambahan silinder untuk dipasangi kain karet. Berbeda dengan lithografi/cetak datar, untuk memindahkan lapisan tinta diperlukan tekanan yang cukup besar, sehingga akan mempercepat rusaknya gambar pada acuannya.

Unit Penintaan pada Cetak Ofset

Unit penintaan pada mesin cetak ofset berfungsi untuk mengubah tinta cetak yang bersifat kaku pada bak tinta menjadi lebih rendah kekentalannya dan meningkat daya alirnya dari rol ke rol.

·         Jenis rol-rol tinta
Rol–rol tinta pada unit penintaan dapat dikelompokkan menjadi
1.      Kelompok Rol Bak tinta
     Terdiri dari Bak tinta, Pisau Bak tinta, Rol Bak tinta dan Rol Jilat tinta.
2.      Kelompok Rol Distribusi tinta
Terdiri dari Rol Distribusi/Rol Pembagi, Rol Pemindah, Rol Penunggang tinta
3.      Rol Hantar tinta
Terdiri dari 3 atau 4 buah rol form tinta/rol hantar tinta dengan diameter yang berbeda

·         Fungsi rol-rol tinta
1.      Rol bak tinta
Berfungsi untuk mengatur pemberian tinta secara teratur dan stabil.
2.      Rol jilat tinta
Bergerak bolak-balik, berfungsi untuk mengambil tinta dari rol bak tinta dan memindahkan tinta ke rol distribusi.
3.      Rol distribusi tinta
Selain berputar juga bergerak ke kiri dan ke kanan, berfungsi untuk membagi, meratakan dan menghaluskan tinta.
4.      Rol pemberat dan penunggang tinta
Untuk membantu meratakan tinta.
5.      Rol penghubung/rol pemindah tinta
Untuk memindahkan tinta dari rol distribusi yang satu dengan yang lain
6.      Rol hantar/rol form tinta
Berfungsi untuk menerima tinta dari rol distribusi dan memberikan tinta ke bagian gambar pada permukaan pelat cetak

·         Sistem 3 silinder
Sistem 3 silinder pada unit pencetakan terdiri dari silinder pelat, silinder kain karet dan silinder tekan pada setiap unitnya.
1.      Silinder pelat
Silinder plat pada unit pencetakan berfungsi sebagai tempat untuk pemasangan plat yang akan dicetak
2.      Silinder kain karet
Silinder kain karet pada unit pencetakan berfungsi sebagai tempat pemasangan kain karet.
Pemasangan ketebalan kain karet dan bantalannya disesuaikan dengan ketentuan mesin cetak.
3.      Silinder tekan
Dilengkapi dengan penjepit yang berfungsi sebagai pembawa kertas yang dicetak.
Dalam pelaksanaan pencetakan, tinta dari pelat terlebih dahulu dipindahkan ke kain karet,  kemudian dari kain karet dipindahkan ke  permukaan kertas kertas.
Jadi kertas tidak pernah berhubungan dengan pelat cetak karena posisi kertas berada diantara kain karet dan silinder tekan.
      Kemampuan sistem 3 silinder menghasilkan 1 warna pada setiap unitnya. 

Rabu, 22 Januari 2014

Prinsip Cetak Saring

Cetak saring atau screen printing adalah suatu cara mencetak dengan menekan tinta melalui celah (lubang) sempit pada kain sutra (silk screen) sebagai acuan cetaknya.
Screen printing atau sablon merupakan teknik cetak yang banyak digunakan untuk permukaan yang tidak teratur seperti botol plastik, compact untuk kemasan komestik, botol gelas.

Proses kerja cetak saring

Pada teknik cetak saring konvensional, form cetak dibentuk dengan melakukan penyinaran menggunakan vacuum frame dengan cahaya ultra violet melalui film positip ke atas bingkai cetak yang sebelumnya telah di beri emulsi peka cahaya. Setelah penyinaran, gambar di kembangkan dengan mencuci atau menyemprot bingkai yang telah di sinari tersebut dengan air biasa.
Pencucian tersebut akan melarutkan emulsi yang tidak tersinari (karena terlindungi oleh film positif) membentuk gambar yang akan di cetak.

Kelebihan cetak saring

      ·         Dapat mencetak di atas segala dasar benda padat seperti gelas, kaca, keramik, aluminium, plastik
            dll.
      ·         Lapisan tinta dapat tebal.
      ·         Dapat mencetak dalam skala kecil.

Kekurangan cetak saring

      ·         Detail gambar sukar dicapai.
      ·         Kecepatan rendah (tergantung teknologi cetak saring yang di gunakan)
      ·         Perlu pengeringan agak lama, karena tinta tebal.





Prinsip Cetak Tinggi

Cetak Tinggi (Flexografi) adalah suatu teknik cetak yang menggunakan acuan cetak berupa pelat dan karet atau Photopolimer. Cetak flexografi dikenal juga sebagai teknik cetak tinggi karena bagian yang mencetak lebih tinggi dari bagian tidak mencetak. Pada cetak Flexografi, pemindahan tinta ke pelat cetak melalui rol transfer yang disebut Anilox dan terbuat dari tembaga (Cu) atau keramik.
Produktifitas cetak flexo cukup tinggi yakni sekitar 1-5 juta lintasan dengan material yang bervariasi seperti Kertas, Plastik, Foil, Karton box. Teknik cetak ini juga sering digunakan untuk mencetak karton gelombang (Corrugated), label dan kemasan Fleksibel.
Cara Kerja Cetak Flexografi
Menggunakan sistem cetak rotary dan langsung, dimana tinta yang ada pada pelat akan akan langsung dicetakan ke bahan yang akan dicetak. Pengaturan tinta menggunakan Anilox roll, dan Doctor Blade digunakan untuk meratakan tinta yang menempel pada rol Anilox, karena pelatnya terbuat dari Photopolymer yang sangat elastis, maka pada cetak flexo tekanan harus dibuat semaksimum mungkin.
Anilox rol merupakan rol yang berfungsi mentransfer tinta dari bak tinta ke pelat, bahan ini terbuat dari tembaga atau keramik. Permukaan Anilox harus memiliki kerapatn yang sangat baik dan bentuk raster yang tepat.
Keuntungan  cetak flexografi
·   Dapat mencetak pada bahan yang mudah menyerap tinta maupun yang tidak menyerap, misalnya kertas, karton, dan plastik.
·      Bisa menggunakan tinta water base, solven base dan UV.
·      Dengan pelat photopolymer dapat mencetak sampai jutaan.
·      Denagn adanya anilox rol, tidak banyak diperlukan penyetelan tinta seperti pada cetak ofset.
·      Dapat mencetak motif yang tidak terputus, seperti misalnya bungkus kado, wallpaper, dll.
·      Dapat melakukan on-line hot stamping, die cutting, embossing, dan screen printing.
·      Dapat mencetak ke continuous rol, sehingga mendukung mesin label yang bekerja secara otomatic.
Kekurangan Cetak Flexografi
·     Konsistensi warna cenderung bervariasi khususnya pada water dan solvent based ink, sedangkan pada UV ink sangat stabil.

·      Dot gain pada hasil cetak cukup tinggi




modul (politeknik negeri jakarta)

Selasa, 21 Januari 2014

Prinsip Cetak Dalam

Cetak Dalam (Rotogravure)
Rotogravure berasal dari kata Roto/ratern yang artinya berotasi/berputar, sedangkan gravure berarti mencukil. Teknik cetak dalam (rotogravure) adalah teknik mencetak dengan menggunakan silinder tembaga sebagai acuan cetaknya. Disebut cetak dalam atau rotogravure karena bagian yang mencetak (BM) lebih dalam/rendah dibanding bagian yang tidak mencetak (BTM).
Proses pembuatan silinder gravure dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kimia dengan etsa dan secara mekanis dengan engnaving. Silinder cetak yang mempunyai sel kecil-kecil di gravure, atau di etsa dengan berbagai kedalaman. Sel-sel ini menyimpan tinta cetak yang nantinya dialihkan ke bahan cetak.  .
Mesin cetak rotogravure yang umum biasanya mempunyai 4 – 8 silinder cetak sehingga mampu mencetak lebih dari 4 warna dalam satu kali lintasan. Tinta yang digunakan adalah tinta cair solvent base sehingga mudah kering dan umumnya bersifat transparan serta memiliki opacity yang rendah.
Rotogravure banyak digunakan untuk kemasan rokok, kotak karton lipat, plastik tipis, alimunium foil dan terutama pada kemasan flexibel.

Prinsip kerja rotogravure

Pada prinsipnya, proses cetak rotogravure merupakan pertemuan antara silinder acuan dengan media cetak (plastik, kertas) secara langsung, dengan adanya silinder tekan maka terjadilah perpindahan gambar dari acuan cetak (image area) ke media cetak. Silinder gravure tercelup pada bak tinta dan berputar, sehingga lapisan tinta yang menutupi permukaan silinder acuan cetak disapu (digaruk) oleh doctor blade (rakel), sehingga tinta yang tertinggal/tersisa hanya pada area gambar saja.

Keuntungan Rotogravure
           ·         Dapat mencetak dengan oplah yang sangat besar.
           ·         Kualitas cetak halftone bagus (pekat dan tebal).
           ·         Cetak warna blok lebih konsisten (stabil).
           ·         Mampu mencetak dengan kecepatan tinggi.

Kerugian Rotogravure
           ·         Harga pelat cetak/silinder, mahal, sehingga teknik cetak ini hanya cocok untuk skala besar.
           ·         Biaya pembuatan proofingnya mahal, karena biasanya dilakukan langsung di mesin cetak
               dengan silinder yang harus di buat terlebih dahulu.
           ·         Persiapan (pra-cetak) produksinya memakan waktu yang lama.
           ·         Hasil cetakan pada pinggir/tepi huruf berbentuk gerigi.
           ·         Warnanya lebih gelap dan mutunya kurang baik apabila mencetak gambar model raster.



        sumber : modul (Politeknik Negeri Jakarta)

Senin, 20 Januari 2014

Proses Alih Tinta

   Pengertian proses cetak secara fisika adalah suatu gejala koloid yang kompleks, yaitu dengan menggunakan (mencetak) cairan kental (koloid) yang bersifat plastis (tinta cetak) terdapat pemenuhan bahan yang terdiri dari sekumpulan serat (selulosa atau sintetik) pada kecepatan tinggi, dengan tujuan menghasilkan suatu efek optis pada bahan tersebut.

      Pengertian dalam sisi produksi adalah proses pengalihan lapisan tinta (cairan kental (koloid) yang bersifat plastis) dari acuan cetak ke bahan cetak melalui pencetakan dengan menggunakan tekanan dan kecepatan tertentu, dengan tujuan menghasilkan suatu efek optis (gambar cetak) pada bahan tersebut.

Alih tinta pada proses cetak sangat menentukan mutu cetak secara keseluruhan sehingga kondisi tinta sangat penting. Kondisi pengalihan tinta pada proses cetak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

A.    Ketebalan lapisan tinta pada permukaan bahan cetak.
Banyaknya tinta yang dialihkan ke permukaan bahan cetak tergantung ketebalan lapisan tinta pada acuan cetak. Semakin tebal lapisan tinta pada acuan maka semakin baik pengalihannya ke bahan cetak, karena hubungan/kontak antara kedua permukaan itu terjadi dengan semakin baik jika lapisan tinta yang ada pada acuan semakin dipertebal.

B.     Tingkat kehalusan permukaan kertas.
Permukaan bahan cetak yang lebih halus/rata akan menghasilkan hubungan dengan acuan cetak berlangsung lebih sempurna sehingga dengan lapisan tinta yang lebih tipis seluruh permukaan bahan cetak tertutup lapisan tinta.

C.    Sifat adhesi permukaan bahan cetak.
Hubungan permukaan kertas dengan tinta cetak lebih banyak ditentukan oleh kertas. Pada permukaan kertas yang diberi lapisan tertentu tidak menghasilkan cetakan yang rata walaupun dicetak dengan lapisan tinta yang tebal. 
Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul dari dua jenis benda. Selain itu kita mengenal gaya kohesi, yaitu gaya tarik menarik antara molekul dalam satu jenis benda. Adhesi diantara 2 jenis benda hanya bisa terjadi jika gaya kohesi dalam dua benda itu lebih kecil gaya adhesinya. Dalam hubungan antara permukaan bahan cetak (padat) dengan tinta cetak (cair), maka jika gaya adhesi > kohesi, tinta cetak dapat membasahi dengan baik permukaan bahan cetak tersebut. Dan sebaliknya jika gaya adhesi < kohesi maka permukaan bahan cetak akan sulit untuk dibasahi oleh tinta cetak.

D.    Tekanan cetak.
Tekanan yang digunakan pada proses cetak mempunyai pengaruh langsung terhadap pengalihan tinta karena menyebabkan semakin baiknya hubungan atau kontak diantara acuan dan bahan cetak. Semakin besar tekanan cetak yang digunakan, semakin banyak jumlah tinta yang dihasilkan. 

E.     Kecepatan cetak
Jika kecepatan cetak diperbesar maka tinta yang dialihkan dari acuan menjadi berkurang. Waktu untuk berhubungan antara acuan cetak dengan bahan cetak semakin singkat sehingga lapisan tinta yang dialihkan dari acuan cetak ke bahan cetak akan berkurang/lebih tipis.

F.     Sifat alir tinta cetak (reologi).
Pada proses cetak, sifat alir tinta cetak dapat berubah karena tekanan dan kecepatan seperti yang sudah dibahas faktor-faktor diatas. Dan sifat alir tinta cetak dapat dipengaruhi oleh suhu ruang. Pada suhu yang naik (tinggi), makam kekentalan cairan (tinta) akan turun (semakin encer).



sumber : modul (politeknik negeri jakarta)

Proses Cetak

Proses cetak merupakan inti dari proses produksi grafika, karena proses produksi dalam industri grafika dilakukan pada proses cetak. Mutu dan jumlah (kualitas dan kuantitas) dari hasil produksi cetak sebagian besar ditentukan dalam proses cetak. Jika terjadi penyimpangan mutu dan jumlah pada hasil cetak maka kerugian terbesar hanya dapat terjadi dalam proses cetak. Oleh karena itu proses cetak merupakan bagian produksi yang penting untuk diperhatikan dan dikendalikan.

Proses cetak pada dasarnya terdiri dari beberapa kejadian yang berurutan dan setiap kejadian tersebut mempengaruhi hasil akhir.
Urutan kejadian tersebut diantaranya :

1. Kejadian awal meliputi :
              ·       Acuan cetak mendapat tinta dari unit penintaan (dengan tebal lapisan tinta tertentu).
              ·      Bahan cetak atau kertas bergerak dan bersinggungan dengan acuan cetak yang membawa
                lapisan tinta.

2. Kejadian utama meliputi :
              ·     Tekanan cetak, hubungan atau kontak akan terjadi karena adanya tenaga yang digunakan untuk
                menekan kedua permukaan tersebut.
              ·      Kecepatan cetak, hubungan atau kontak yang terjadi dalam waktu yang relative sangat singkat.
              ·     Set off, akibat adanya kedua kejadian tersebut maka tinta tersebut beralih ke permukaan bahan
                cetak.

3. Kejadian akhir meliputi :
              ·       Pada saat kejadian ada gejala pembelahan lapisan tinta.
              ·       Sebagian lapisan tinta beralih ke permukaan kertas.
              ·       Sebagian lapisan tinta tinggal pada permukaan acuan cetak.

Dalam proses cetak ketiga kejadian  tersebut berlangsung secara berurutan, sistematik pada kecepatan yang relatif tinggi. Kejadian utama adalah faktor yang paling penting, karena pada saat berlangsungnya kejadian tersebut, ada dua hal yang terjadi secara bersamaan yaitu :
              ·       Pengalihan lapisan tinta dari acuan ke atas permukaan kertas.
              ·       Penyerapan terhadap sebagian kecil lapisan tinta pada permukaan kertas.

Keterangan :

Penyerapan lapisan tinta hanya terjadi pada kertas yang berpori, sedangkan pada kertas yang tidak berpori sifat adhesi menggantikan proses penyerapan tinta.




sumber : modul (politeknik negeri jakarta)

Minggu, 19 Januari 2014

Jenis-Jenis Acuan Hasil Pre-Press

Penampang Acuan Cetak

Berdasarkan bentuk acuannya cetak konvensional terbagi atas :
  1. Cetak Datar (Lithography)
-          Ofset
  1. Cetak Tinggi (Letter Press)
-          Flexography (Acuan Lunak / elastis)
  1. Cetak Dalam (Gravure Printing)
-          Rotogravure
  1. Cetak Saring (Screen Printing)
-          Cetak Sablon

1. Cetak Datar/Ofset

       Bagian Mencetak (BM) Sama tingginya dengan Bagian Tidak Mencetak (BTM) (proses produksinya dilengkapi dengan bantuan air pembasah). Proses pencetakan diawali dengan membasahi BM dan BTM, kemudian penintaan melalui rol tinta. Tinta hanya menempel pada BM dipersiapkan hanya menerima tinta dan menolak air, sedangkan BTM menolak tinta menerima air.

2. Cetak Tinggi/Letter Press

       Bagian Mencetak (BM) lebih tinggi dari Bagian Tidak Mencetak (BTM) (proses pencetakan, lapisan tinta pada rol-rol tinta dialihkan ke Bagian Mencetak (BM) melalui rol-rol. Bagian mencetak dengan mudah menerima lapisan tinta dari rol-rol tinta.

3. Cetak Dalam (Gravure Printing)

        Bagian Mencetak (BM) lebih rendah dari Bagian Tidak Mencetak (BTM) (proses produksinya dilengkapi dengan RAKEL sebagai penghapus/penggaruk tinta diatas BTM). Lapisan tinta dari rol tinta menempel pada BM dan BTM dengan menggunakan RAKEL, lapisan tinta pada BTM dihapus/digaruk, sehingga tinta tinggal pada BM.

4. Cetak Saring

       Bagian Mencetak (BM) berlubang untuk ditembus tinta (proses pencetakan, tinta menembus pada acuan (BM) yang berlubang). BM berbentuk lubang-lubang diantara jaringan acuan cetak. Melalui model yang disinari, bagian acuan yang semula dilapisi lapisan peka cahaya yang tidak terkena cahaya larut oleh cairan pengembang jadi berlubang. Pencetakan tinta menerobos pada lubang saringan yang berbentuk model/gambar.



sumber : modul (pengantar teknologi grafika, soebardianto)

Jumat, 17 Januari 2014

Sistem Reproduksi Cetak

Alur Proses Produksi Grafika


Model  →    PRA - CETAK  →   Acuan Cetak
                                                       ↓

                          kertas      →      CETAK
                             tinta      →
                                                       ↓

                                               HASIL CETAK    →   PASCA CETAK

                                                                                         ↓

                                                                                    PRODUK


  1. PRA - CETAK (pre-press)
Tahap pra-cetak ini bisa disebut juga tahap persiapan produksi, yaitu tahap mempersiapkan acuan cetak yang meliputi proses-proses pengolahan unsur-unsur pada naskah, seperti : teks dan ilustrasi, untuk menjadi image kemudian di transfer ke permukaan cetak.

  • Sejarah Pengolahan Teks
- masa gutenberg s/d abad 19       * Huruf lepas (kayu & logam)

- abad 19 s/d 1960an                    * Huruf logam (lepas)
                                                  * Huruf baris logam (mesin)

- tahun 1960an s/d 1970an             * Huruf logam (lepas)
                                                   * Huruf baris logam (mesin)
                                                   * Konversi mesin TIK (IBM)
                                                   * Susun huruf foto generasi 1

- tahun 1971an s/d 1980an             * Susun huruf foto generasi 2

- tahun 1981an s/d 1990an             * Susun huruf foto generasi 3
                                                   * Susun huruf foto generasi 4
                                                   * Susun huruf foto generasi 5

- tahun 2000an s/d sekarang          * Digitalisasi

  • Pengolahan Ilustrasi
- masa gutenberg s/d 1700an        * Menggambar langsung pada lempeng kayu

- tahun 1700an s/d 1800an             * Menggambar langsung pada lempeng logam

- tahun 1800 s/d/ 1900an                * Pemotretan model pada film/fotografi (film dari plat kaca)
                                                    * Alih image dari film ke acuan ( film + lapisan peka cahaya)
                                                             dengan penyinaran

- tahun 1900an s/d 1960an             * pemotretan model pada film (seluloid)
                                                   * Alih image dari film ke acuan melalui penyinaran

- tahun 1960an s/d 1990an             * Pemotretan konvensional
                                                   * Scanner (foto-elektronik)
                                                   * Alih image konvensional

- 2000an s/d sekarang                    * Alih image langsung ke acuan cetak (CTP)


Pengolahan Teks dan Ilustrasi


Penemuan dalam teknologi komputer baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) memungkinkan untuk mewujudkan sistem pengolahan teks dan ilustrasi secara terpadu. kemungkinan yang sangat menguntungkan yaitu pembuatan layout halaman (kombinasi teks dan ilustrasi), dapat dilakukan sekaligus / bersamaan pada satu monitor yang selanjutnya dikenal dengan DESKTOP PUBLISHING (DTP).

Kegiatan Pra-Cetak

  • Model teks : disusun dalam bentuk halaman-halaman (buku, majalah,dll) dengan jenis huruf, ukuran huruf, dll. sesuai dengan instruksi desainer grafis. setelah dikoreksi dan tanpa kesalahan, lalu di print-out, selanjutnya di paste-up (ditempel pada pola lay-out dengan imposisi yang benar). hasil paste-up dibuat film pada kamera reproduksi.
  • Model gambar/ilustrasi : gambar yang benar (kehitaman, kontras, dll) dibuat film pada kamera reproduksi.
  • Film teks dan gambar : kemudian di mounting (ditempel-tempel, diimposisi) pada lembaran astralon dengan memperhatikan ukuran mesin cetaknya (ukuran pelat, ukuran bidangnya), selanjutnya di buat acuannya (PELAT CETAK).




sumber : modul (pengantar teknologi grafika, soebardianto)